Selalu saja ada yang menghebohkan dari Tiongkok. Setelah munculnya kehebohan tentang kondisi lingkungan yang miris, pelatihan yang ditujukan pada calon bodyguard wanita yang keras, makanan-makanannya yang membuat orang berpikir dua kali untuk mencicipi, dan sekarang muncul lagi berita mengenai salah satu desa unik di sana.
Desa Laoya, merupakan salah satu daerah di Tiongkok yang dikenal sebagai desanya para jomblo. Bagaimana tidak, banyak pria asli Laoya yang masih berstatus membujang meskipun usianya sudah menginjak separuh abad.
Sejarah bermula dari kondisi surplus pria di Tiongkok
Sebagian dari kalian mungkin sudah pernah mendengar sebuah kebijakan lama yang diberlakukan Tiongkok mengenai satu anak untuk satu keluarga. Kebijakan tersebut diberlakukan semata-mata untuk mengantisipasi terjadinya ledakan penduduk kelak. Selain itu dalam sejarahnya, masyarakat di negara ini lebih menginginkan memiliki anak laki-laki dibanding perempuan. Jadi wajar saja bila saat kebijakan itu diberlakukan banyak keluarga yang mempunyai anak laki-laki semata wayang.
Hal seperti itulah yang kemudian membuat Tiongkok mengalami surplus laki-laki sejak tahun 1980. Kondisi surplus itu kemudian berbuntut dengan banyaknya jumlah laki-laki yang sulit mendapatkan istri. Salah satu daerah yang mengalami permasalahan ini terletak di provinsi terpencil bernama Anhui, bagian timur Tiongkok, tepatnya di desa Laoya.
Populasi pria belum menikah di Laoya cukup tinggi
Laoya sendiri memiliki arti Bebek Tua yang maksudnya adalah tempat para bujangan tinggal. Menurut masyarakatnya, populasi laki-laki yang belum berumah tangga di desa ini lumayan tinggi. Bayangkan saja pada saat diadakan survey pada tahun 2014, ternyata ada sekitar 112 penduduk laki-laki yang masih bujangan. Usia mereka pun bisa dikatakan tak lagi muda, yaitu berkisar 30 sampai 55 tahun.
Padahal di kota-kota Tiongkok sendiri biasanya para lelaki mulai menikah ketika menginjak usia 20 tahun-an. Di umur tersebut mereka biasanya bahkan sudah memiliki rumah untuk tinggal keluarga kecilnya. Sangat bertolak belakang memang bila dibandingkan dengan Laoya yang tempatnya jauh terpencil ini.
Lokasinya yang terpencil membuat wanita enggan singgah
Menurut salah satu lelaki Laoya yang masih menyandang status bujangan di usia 43 tahun, lokasi desa yang terpencil menjadi salah satu faktor mengapa ratusan pria di daerahnya tetap sendiri. Laoya disebut-sebut memang sangat terisolasi dan juga memiliki akses transportasi sangat sulit, sehingga sedikit pula orang luar yang berkenan mengunjungi bahkan menetap di desa itu.
Salah satu alternatif perjalanan yang bisa digunakan adalah melalui jalur darat. Itupun harus dilewati selama satu jam lengkap dengan medan tanah curam. Belum lagi bila musim hujan tiba pasti tanahnya akan seketika menjadi becek dan cukup berbahaya juga untuk dilewati. Rumah-rumah di desa tersebut juga tersebar di wilayah perbukitan, dan bahkan ada beberapa tempat tinggal yang letaknya dikelilingi oleh hutan bambu.
Para perempuan biasanya enggan tinggal di daerah terpencil
Desa ini sebenarnya awalnya tak hanya dihuni oleh lelaki saja. Namun saat ini mayoritas perempuan muda asli Laoya sudah memilih mencari penghidupan di kota. Dan biasanya selain mendapat pekerjaan yang lebih baik, mereka juga akan menikah dengan orang kota. Jadi sekembalinya di kampung halaman status mereka sudah tak lagi single.
Desa Laoya [image source]Selain itu pernah juga beberapa bujang Laoya membawa perempuan dari daerah lain untuk melihat kondisi tempat tinggal mereka. Tapi sayangnya perempuan itu memang nampak tidak ingin tinggal di tempat ini, bahkan meskipun sang pria sudah menyediakan rumah cukup besar untuk mereka. Para wanita itu berdalih mereka tidak akan cocok bila hidup di sana.
Ketika para wanita desa memutuskan pergi ke kota, laki-lakinya justru memilih tetap tinggal karena mereka cinta dengan kampung halamannya. Para pria juga lebih memilih menjaga orang tua mereka yang telah tua dibanding pindah untuk mendapat istri. Wah mungkin dari kalian, cewek-cewek yang ingin mencoba sensasi hidup di desa bisa langsung berumah tangga mencari suami di Laoya.
Karena sudah banyak orang-orang yang beralih ke media online, nasib koran saat ini sudah tidak setenar dulu lagi. Meskipun begitu masih banyak orang yang tetap setiap menjadi penikmat berita di media cetak ini. Koran dianggap lebih banyak memuat informasi yang lebih akurat ketimbang media yang lain. Baik lowongan kerja, berita, hingga jual-beli bisa ditemukan di koran. Meskipun begitu ternyata media cetak ini juga sering loh membuat sebuah kesalahan, hasilnya para pembaca dibuat ngakak tidak karuan. Mulai dari salah tulis bahkan iklan-iklan konyol yang ditampilkan di koran. Entah itu memang sebuah kesengajaan atau bukan, namun hal tersebut malah bikin sakit perut para pembaca karena tertawa terus. Tidak percaya? Simak ulasan berikut. Awas gak bisa berhenti ngakak. Karyawan apa coba kerjaan main game? Profesi idaman Lowongan Kerja Gokil [image source] Anggap saja Bullpoint yang hilang itu seharga dua ratus juta, jadi wajarkan kalau di iklankan ...
Sebuah video yang merekam Perdana Menteri India Narendra Modi tiba-tiba menghentikan pidatonya sejenak kembali naik di media sosial. Menurut laporan Khaleej pada Selasa (20/ 9 /2016), video ini awalnya diambil pada Mei 2016. Saat itu, Perdana Menteri India tengah berpidato sebagai kampanye melawan partai lokal Partai Janata Bhartiya di wilayah Bengal Barat. Namun, tiba-tiba Modi menghentikan pidatonya selama empat menit setelah mendengar suara adzan dari masjid di dekatnya. Surat kabar IANS melaporkan bahwa meski kerumunan warga menghasut Modi yang beragama Hindu untuk melanjutkan pidatonya, ia malah menolak. “Permisi, adzan tengah berkumandang. Karena saya tidak ingin ada masalah atau mengganggu kebebasan setiap orang untuk beribadah sesuai agamanya, jadi saya berhenti selama beberapa menit,” kata PM Modi dalam pidatonya. [Islampos.c...
Listrik prabayar atau yang biasa disebut dengan listrik pintar kini semakin marak digunakan masyarakat. Kelebihannya terletak pada kondisi dimana penghuni bisa mengendalikan sendiri pemakaian listriknya. Sistemnya dibuat seperti membeli pulsa prabayar telepon genggam agar dapat memudahkan pengguna. Kelebihan lain dari listrik prabayar ini, pemilik rumah tidak perlu khawatir akan biaya keterlambatan yang menghantui. Kemudian, pengguna tidak perlu cemas terkait harga voucher (listrik pintar). Sebab harga bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pemilik rumah berikut daya listriknya. Mulai dari Rp20 ribu sampai Rp2 juta. Namun, di balik kelebihan listrik prabayar ada sejumlah kekurangan yang memicu pemborosan. Adalah salah satunya biaya tambahan yang dikenakan kepada konsumen, misalnya biaya administrasi bank sebesar Rp2.500. Biaya ini dibebankan diluar dari harga voucher. Ada pula biaya Pajak Penerangan Jal...
Komentar
Posting Komentar